Rabu, 23 Mei 2012

Hukum Ucapan ‘Malaikat Kecilku’ kepada Anak Perempuan

Kita biasa mendengarkan seorang ayah atau ibu berkata tentang anak wanitanya dengan mengatakan ‘malaikat kecilku’. Dan tidak jarang kita mendengarkan ucapan ini dari seorang yang beragama Islam. Akan tetapi tahukah anda bagaimana sebenarnya Islam memandang ucapan seperti di atas?

Berikut penjelasannya secara ringkas:

Menyebut atau memanggil anak wanita dengan ucapan ‘malaikat kecilku’ bukanlah termasuk dari kebiasaan kaum muslimin dari zaman dahulu sampai belakangan, dan sama sekali bukan termasuk dari adab Islam terkhusus dalam perkara memuliakan para malaikat. Karenanya ucapan ini tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang muslim.

Dalam artikel ‘Hukum Bernama dengan Nama Malaikat’ telah kami sebutkan perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum menamakan atau menyebut seseorang dengan nama malaikat. Dan di sana kita sebutkan bahwa yang lebih utama adalah menggunakan nama yang lain selain nama malaikat.

Maka kalau bernama dengan nama para malaikat saja itu lebih utama ditinggalkan, maka bagaimana lagi jika langsung menyebut seseorang atau anak itu dengan penyebutan ‘malaikat’, maka ini lebih utama untuk dijauhi. Ditambah lagi, kelihatannya ucapan ‘malaikat kecil’ ini -wallahu a’lam- berasal dari kebiasaan kaum musyrikin, dimana kebiasaan ini lahir dari aqidah mereka yang rusak terhadap para malaikat.

Mereka meyakini bahwasanya para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah Ta’ala -Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan-. Karenanya mungkin dari akidah kafir ini pulalah, mereka menyifati anak-anak wanita mereka dengan sifat ‘malaikat’, wallahu A’lam.

Dan memang jika demikian kenyataannya dan asal-muasalnya, maka mengucapkan ucapan ‘malaikat kecil’ kepada anak, bukan lagi menyangkut masalah adab dan kebiasaan, akan tetapi itu sudah merambah sisi aqidah, yang hukum minimal dari hal tersebut adalah syirik lafzhi (syirik dalam ucapan -admin).

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bahwa ini adalah aqidah kaum musyrikin adalah sebagai berikut:

Allah Ta’ala berfirman:

‏ ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﻭَﻟَﺪﺍً ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﺑَﻞْ ﻋِﺒَﺎﺩٌ ﻣُّﻜْﺮَﻣُﻮﻥَ. ﻟَﺎ ﻳَﺴْﺒِﻘُﻮﻧَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮْﻝِ ﻭَﻫُﻢ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ. ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺸْﻔَﻌُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻤَﻦِ ﺍﺭْﺗَﻀَﻰ ﻭَﻫُﻢ ﻣِّﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺘِﻪِ ﻣُﺸْﻔِﻘُﻮﻥَ‏

‎“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.” Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai oleh Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya`: 26-28)

Dan Allah Ta’ala berfirman:

‏ ﻓَﺎﺳْﺘَﻔْﺘِﻬِﻢْ ﺃَﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﺍﻟْﺒَﻨَﺎﺕُ ﻭَﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒَﻨُﻮﻥَ. ﺃَﻡْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔَ ﺇِﻧَﺎﺛﺎً ﻭَﻫُﻢْ ﺷَﺎﻫِﺪُﻭﻥَ. ﺃَﻟَﺎ ﺇِﻧَّﻬُﻢ ﻣِّﻦْ ﺇِﻓْﻜِﻬِﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ. ﻭَﻟَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻟَﻜَﺎﺫِﺑُﻮﻥَ. ﺃَﺻْﻄَﻔَﻰ ﺍﻟْﺒَﻨَﺎﺕِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺒَﻨِﻴﻦَ. ﻣَﺎ ﻟَﻜُﻢْ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺤْﻜُﻤُﻮﻥَ. ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭﻥَ. ﺃَﻡْ ﻟَﻜُﻢْ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٌ ﻣُّﺒِﻴﻦٌ. ﻓَﺄْﺗُﻮﺍ ﺑِﻜِﺘَﺎﺑِﻜُﻢْ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺻَﺎﺩِﻗِﻴﻦَ‏

‎“Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah beranak.” Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Apakah yang terjadi padamu? Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Ash-Shaffat: 149-157)

Dan ayat-ayat lain yang semakna dengannya. Karenanya apapun keadaannya, sangat tidak pantas -atau bahkan merupakan syirik ashghar- jika seseorang menyifati orang lain atau anaknya dengan ucapan ‘malaikat’. Bahkan jika ucapan tersebut mengantarkan orang yang mengucapkannya kepada aqidah kaum musyrikin di atas, maka jelas dia telah terjatuh ke dalam syirik akbar yang mengeluarkan dia dari Islam, wal ‘iyadzu billah.

Demikian penjelasan ringkas mengenai masalah ini, wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar